5 Penyebab Eksim Dishidrotik yang Jarang Terdengar

Griya Sehat Ben Yuan Dao, Jakarta – Penyebab eksim dishidrotik masih menjadi perdebatan dalam dunia medis karena sifatnya yang kompleks dan sering kali tidak mudah untuk penderita sadari.
Eksim dishidrotik adalah bentuk eksim yang memberikan tanda dengan munculnya lepuhan kecil berisi cairan, terutama pada telapak tangan, dan sisi jari.
Kondisi ini sering menimbulkan rasa gatal intens, sensasi terbakar, dan kulit yang menjadi kering atau mengelupas setelah lepuhan pecah.
Berikut ini adalah lima penyebab eksim dishidrotik yang tidak banyak diketahui, namun terbukti berkontribusi terhadap timbulnya gejala pada banyak kasus.
1. Paparan Logam Seperti Nikel dan Kobalt
Salah satu penyebab eksim dishidrotik yang paling sering terabaikan adalah paparan logam berat, khususnya nikel dan kobalt.
Kedua logam ini banyak dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada perhiasan, jam tangan, kancing celana, alat-alat dapur, bahkan dalam makanan tertentu.
Individu yang memiliki sensitivitas terhadap logam-logam tersebut bisa mengalami reaksi kulit setelah kontak langsung atau konsumsi berulang dalam jumlah kecil.
Reaksi ini terkenal sebagai dermatitis kontak alergi yang dapat berkembang menjadi eksim, terutama pada area tangan dan jari.
Penting untuk melakukan uji tempel alergi (patch test) untuk memastikan adanya alergi logam, karena banyak penderita tidak menyadari bahwa sumber pemicunya berasal dari benda-benda yang mereka gunakan sehari-hari.
Baca Juga: Apa Itu Eksim? Kenali Musuh Kulit yang Diam-Diam Menyiksa
2. Stres Psikologis
Hubungan antara stres emosional dan kondisi kulit telah lama menjadi perhatian para ahli dermatologi.
Stres tidak secara langsung menyebabkan eksim dishidrotik, tetapi dapat memicu atau memperparah gejalanya secara signifikan.
Ketika seseorang mengalami stres kronis, tubuh melepaskan hormon kortisol dan zat pro-inflamasi lainnya yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan memperburuk peradangan kulit.
Penderita eksim dishidrotik sering kali mengalami flare-up setelah periode stres tinggi, seperti menjelang ujian, tekanan pekerjaan, konflik personal, atau kurang tidur berkepanjangan.
Sayangnya, efek stres terhadap kulit seringkali terabaikan karena banyak yang menganggap sebagai masalah psikologis semata.
Manajemen stres melalui teknik relaksasi, meditasi, olahraga ringan, dan tidur yang cukup dapat membantu menstabilkan sistem imun dan mengurangi frekuensi kambuhnya eksim.
3. Keringat Berlebih dan Suhu Panas
Keringat berlebihan, terutama pada tangan dan kaki, merupakan faktor pencetus yang cukup signifikan dalam eksim dishidrotik, meskipun tidak selalu menjadi penyebab utama.
Ketika kulit mengalami kelembaban berlebih dalam waktu lama seperti karena sarung tangan karet, sepatu tertutup, atau iklim panas kulit akan lebih rentan terhadap iritasi, infeksi mikroba, dan akhirnya peradangan.
Pada sebagian orang, eksim muncul atau memburuk selama musim panas atau setelah aktivitas yang menyebabkan tangan dan kaki basah terus-menerus.
Menggunakan bahan pakaian yang menyerap keringat, serta menghindari pemakaian sarung tangan atau kaus kaki terlalu lama dalam kondisi lembap, bisa membantu mengendalikan gejala.
Baca Juga: Gejala Awal Penyakit Kulit Eksim yang Sering Terabaikan
4. Detergen dan Produk Pembersih Rumah Tangga
Banyak orang tidak menyadari bahwa produk-produk rumah tangga yang mereka gunakan setiap hari mengandung bahan kimia yang dapat memicu eksim.
Detergen, sabun pencuci piring, dan desinfektan sering kali mengandung surfaktan, pewangi buatan, dan pengawet yang dapat mengiritasi kulit.
Paparan berulang terhadap bahan kimia tersebut dapat mengikis lapisan pelindung kulit, membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi sekunder.
Akibatnya, lepuhan dan rasa gatal yang khas pada eksim menjadi lebih parah dan sering kambuh.
Sebagai langkah pencegahan, Kami menyarankan penderita eksim untuk menggunakan produk pembersih yang lembut, bebas pewangi, dan memakai sarung tangan pelindung berbahan hypoallergenic saat melakukan pekerjaan rumah tangga.
5. Infeksi Jamur atau Bakteri
Salah satu penyebab eksim yang paling sering terlewat adalah adanya infeksi kulit sekunder, baik oleh jamur (misalnya candida atau dermatofita) maupun bakteri seperti Staphylococcus aureus.
Kulit yang mengalami eksim umumnya sudah dalam keadaan lemah, sehingga lebih rentan terhadap kolonisasi mikroorganisme.
Infeksi jamur pada kaki atau sela-sela jari (tinea pedis) bisa menyebar ke tangan dan menyebabkan eksim yang membandel dan sulit terobati.
Gejala infeksi yang menyertai eksim bisa meliputi bau tidak sedap, perubahan warna lepuhan menjadi kekuningan, atau rasa nyeri.
Baca Juga: Eksim di Jari Tangan Tak Kunjung Sembuh? Kenali Penyebabnya!
Temukan Solusi Alami di Klinik Ben Yuan Dao
Griya Sehat Ben Yuan Dao hadir sebagai tempat yang mengutamakan pendekatan yang sangat alami dan holistik untuk kesehatan Anda.
Di Griya Sehat Ben Yuan Dao, kami menawarkan terapi tradisional yang telah teruji selama berabad-abad, seperti akupunktur, ramuan herbal, bekam, gua sha dan terapi energi.
Dengan dukungan sinshe yang berpengalaman dan metode terapi yang sudah terbukti efektif, kami siap membantu Anda mencapai kesehatan optimal secara menyeluruh.
Segera berkonsultasi atau hubungi kami secara online via Chat Whatsapp dan rasakan manfaat dari pengobatan alami yang aman dan menyegarkan!