Penyebabnya Beda-Beda? Simak Jenis-Jenis Inkontinensia Urine!

Griya Sehat Ben Yuan Dao, Jakarta – Jenis-jenis inkontinensia urine merupakan pembahasan penting dalam dunia kesehatan karena kondisi ini dapat mempengaruhi aspek fisik, psikologis, dan sosial seseorang.
Inkontinensia urine atau ketidakmampuan menahan keluarnya urine adalah masalah medis yang cukup umum, terutama pada usia lanjut, wanita pasca-melahirkan, serta individu dengan gangguan neurologis.
Namun, kondisi ini tidak hanya satu bentuk saja. Inkontinensia terbagi menjadi beberapa jenis, yang masing-masing memiliki penyebab dan karakteristik yang berbeda.
Meskipun banyak orang menganggap inkontinensia sebagai bagian alami dari proses penuaan, kenyataannya, banyak faktor lain yang dapat memicunya, dan klasifikasinya pun lebih kompleks dari yang sering dibayangkan.
1. Inkontinensia Urge (Urge Incontinence)
Inkontinensia urge terjadi ketika seseorang mengalami dorongan kuat dan tiba-tiba untuk buang air kecil, yang sering kali tidak dapat ditunda.
Dorongan ini begitu intens sehingga urine keluar sebelum individu sempat mencapai toilet. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh aktivitas berlebih dari otot kandung kemih yang mengontrol proses pengeluaran urine.
Penderita inkontinensia urge sering kali merasa harus segera buang air kecil meskipun kandung kemih belum penuh.
Dalam banyak kasus, frekuensi buang air kecil juga meningkat, termasuk pada malam hari (nokturia). Inkontinensia jenis ini banyak ditemukan pada lansia, dan sering dikaitkan dengan gangguan pada sistem saraf pusat yang mengatur fungsi kandung kemih.
Baca Juga: Infertilitas Pria Itu Nyata, Tapi Masih Banyak yang Gak Tahu
2. Inkontinensia Stres (Stress Incontinence)
Inkontinensia stres adalah bentuk inkontinensia yang terjadi saat tekanan atau tekanan fisik pada perut meningkat, seperti ketika seseorang batuk, bersin, tertawa, atau mengangkat beban berat.
Tekanan ini menyebabkan urine keluar secara tidak sengaja karena lemahnya otot-otot dasar panggul dan/atau sfingter uretra yang tidak mampu menahan tekanan tersebut.
Kondisi ini paling sering dialami oleh wanita, terutama setelah melahirkan atau memasuki masa menopause.
Melemahnya struktur penopang kandung kemih menyebabkan hilangnya kontrol atas aliran urine ketika tubuh mengalami tekanan internal yang tiba-tiba.
3. Inkontinensia Overflow (Overflow Incontinence)
Inkontinensia overflow ditandai dengan keluarnya urine dalam jumlah kecil secara terus-menerus atau berulang karena kandung kemih tidak mampu mengosongkan diri sepenuhnya.
Akibatnya, urine yang tersisa di dalam kandung kemih terus menumpuk hingga akhirnya meluap keluar tanpa kontrol sadar.
Penderita inkontinensia jenis ini sering kali tidak merasakan keinginan kuat untuk buang air kecil, namun mengalami kebocoran urine yang berulang.
Gejala lainnya termasuk aliran urine yang lemah dan rasa tidak puas setelah buang air kecil. Penyebabnya bisa berkaitan dengan gangguan pada otot kandung kemih atau adanya penyumbatan saluran kemih.
Baca Juga: Tiba-Tiba Sulit Ereksi? Waspadai Gejala Penyakit Impotensi!
4. Inkontinensia Fungsional (Functional Incontinence)
Berbeda dengan jenis inkontinensia lainnya, inkontinensia fungsional terjadi bukan karena masalah langsung pada kandung kemih atau saluran kemih, melainkan akibat keterbatasan fisik atau mental yang membuat seseorang tidak mampu mencapai toilet tepat waktu.
Kondisi ini sering terjadi pada individu dengan gangguan mobilitas, seperti penderita artritis berat, stroke, atau penyakit neurologis lainnya.
Selain itu, orang dengan gangguan kognitif seperti demensia atau Alzheimer juga rentan mengalami inkontinensia jenis ini karena kesulitan dalam mengenali sinyal tubuh atau kesulitan dalam melakukan tindakan untuk buang air kecil.
5. Inkontinensia Campuran (Mixed Incontinence)
Inkontinensia campuran adalah kondisi di mana seseorang mengalami kombinasi dari dua jenis inkontinensia sekaligus, paling sering berupa inkontinensia stres dan inkontinensia urge.
Gejalanya meliputi kebocoran urine saat melakukan aktivitas fisik seperti batuk atau bersin, serta dorongan mendesak untuk buang air kecil yang sulit ditahan.
Karena merupakan gabungan dari dua mekanisme yang berbeda, inkontinensia campuran sering kali lebih kompleks dan memerlukan evaluasi yang lebih menyeluruh untuk memahami pola serta faktor dominan yang mempengaruhinya. Kondisi ini cukup umum terjadi, terutama pada wanita lanjut usia.
Baca Juga: Akupuntur Kesuburan Pria: Fakta, Mitos, dan Hasil Nyata
Temukan Solusi Alami di Klinik Ben Yuan Dao
Griya Sehat Ben Yuan Dao hadir sebagai tempat yang mengutamakan pendekatan yang sangat alami dan holistik untuk kesehatan Anda.
Di Griya Sehat Ben Yuan Dao, kami menawarkan terapi tradisional yang telah teruji selama berabad-abad, seperti akupunktur, ramuan herbal, bekam, gua sha dan terapi energi.
Dengan dukungan sinshe yang berpengalaman dan metode terapi yang sudah terbukti efektif, kami siap membantu Anda mencapai kesehatan optimal secara menyeluruh.
Segera berkonsultasi atau hubungi kami secara online via Chat Whatsapp dan rasakan manfaat dari pengobatan alami yang aman dan menyegarkan!