Apa Saja Pemicu Penyakit Parkinson? Ini Penjelasannya

Griya Sehat Ben Yuan Dao, Jakarta – Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurologis progresif yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengontrol gerakan.
Penyakit ini terjadi akibat penurunan kadar dopamin, yaitu zat kimia pada otak yang berperan penting dalam mengatur gerakan tubuh.
Gejala Parkinson berkembang secara bertahap dan dapat mencakup tremor, kekakuan otot, gerakan lambat (bradikinesia), hingga gangguan keseimbangan dan bicara.
Mengetahui dan memahami pemicu tersebut sangat penting dalam upaya deteksi dini, pencegahan, dan pengelolaan kondisi Parkinson secara lebih komprehensif.
1. Faktor Genetik
Meskipun sebagian besar kasus Parkinson terjadi secara sporadis (tanpa riwayat keluarga), sekitar 10–15% kasus memiliki kaitan dengan faktor genetik.
Mutasi pada gen tertentu seperti LRRK2, SNCA, atau PINK1 diketahui dapat meningkatkan risiko Parkinson.
Seseorang yang memiliki anggota keluarga tingkat pertama (seperti orang tua atau saudara kandung) dengan Parkinson memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit yang sama.
Namun, keberadaan mutasi genetik bukanlah jaminan bahwa seseorang pasti akan mengalami Parkinson. Faktor genetik biasanya berinteraksi dengan faktor lingkungan untuk memicu timbulnya penyakit.
Baca Juga: 5 Penyebab Parkinson yang Jarang Diketahui
2. Paparan Racun Lingkungan
Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia tertentu di lingkungan kerja atau tempat tinggal dapat meningkatkan risiko Parkinson.
Pestisida seperti paraquat dan rotenone, serta pelarut industri seperti trikloroetilen, berkaitan dengan kerusakan sel-sel otak penghasil dopamin.
Pekerja pertanian, industri kimia, dan manufaktur yang tidak menggunakan pelindung diri secara optimal sangat rentan terhadap paparan ini.
3. Usia
Usia merupakan salah satu faktor risiko paling signifikan dalam perkembangan Parkinson. Mayoritas penderita didiagnosis setelah usia 60 tahun.
Seiring bertambahnya usia, jumlah dan fungsi neuron penghasil dopamin secara alami menurun.
Hal ini membuat sistem motorik otak lebih rentan terhadap kerusakan dan gangguan fungsi, yang pada akhirnya memicu gejala Parkinson.
Meskipun demikian, ada pula kasus Parkinson yang terjadi pada usia muda (di bawah 50 tahun), meskipun jumlahnya relatif sedikit.
Baca Juga: Benarkah Gejala Demensia Bisa Dicegah? Ini Faktanya
4. Riwayat Cedera Kepala
Cedera kepala berat, terutama yang menyebabkan kehilangan kesadaran atau trauma otak berulang, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko Parkinson.
Cedera tersebut dapat memicu peradangan dan kerusakan struktural pada otak, terutama pada area yang mengatur gerakan tubuh.
Beberapa penelitian juga menemukan bahwa trauma kepala dapat mempercepat proses degeneratif pada sel-sel dopaminergik.
Atlet olahraga keras atau individu dengan riwayat jatuh dan benturan kepala perlu mendapatkan perhatian khusus terhadap potensi risiko ini.
5. Disfungsi Mitokondria
Mitokondria adalah bagian sel yang memiliki fungsi sebagai “pembangkit energi” tubuh.
Pada penderita Parkinson, ditemukan adanya gangguan fungsi mitokondria yang menyebabkan stres oksidatif, yaitu penumpukan radikal bebas yang merusak sel saraf.
Disfungsi ini terutama berdampak pada neuron dopaminergik yang sangat sensitif terhadap stres oksidatif, dan lama-kelamaan menyebabkan kematian sel.
Gangguan mitokondria bisa dipicu oleh faktor genetik, paparan racun, dan pola hidup tidak sehat.
Baca Juga: 7 Faktor Penyebab Parkinson di Usia Muda dan Gejalanya
6. Peradangan Kronis
Inflamasi atau peradangan yang berlangsung dalam waktu lama pada otak juga diduga berkontribusi terhadap timbulnya Parkinson.
Peradangan dapat merusak jaringan saraf dan mempercepat degenerasi sistem saraf pusat.
Kondisi ini dapat terpicu oleh infeksi, paparan zat toksik, atau gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel tubuh sendiri.
Beberapa penelitian juga menghubungkan gangguan usus dan peradangan pada saluran pencernaan sebagai pemicu awal penyakit Parkinson, karena hubungan erat antara otak dan sistem pencernaan melalui gut-brain axis.
Penanganan Penyakit Parkinson dengan Metode TCM
Pengobatan Tradisional Tiongkok (TCM) telah digunakan selama berabad-abad untuk menangani berbagai gangguan sistem saraf, termasuk Parkinson.
Dalam pendekatan TCM, Parkinson seringkali berkaitan dengan ketidakseimbangan antara energi Qi, darah, dan organ-organ vital seperti hati dan ginjal.
Tujuan dari terapi TCM adalah mengembalikan keseimbangan tersebut agar gejala dapat dikendalikan dan kualitas hidup pasien meningkat.
a. Akupunktur
Akupunktur bekerja dengan menstimulasi titik-titik tertentu pada tubuh untuk memperlancar aliran energi (Qi) dan darah. Pada pasien Parkinson, akupunktur dapat membantu mengurangi tremor, kekakuan otot, dan meningkatkan koordinasi tubuh.
b. Herbal Tiongkok
Ramuan herbal berguna untuk menyeimbangkan fungsi hati dan ginjal, memperlancar sirkulasi darah, dan menenangkan sistem saraf. Formulasi herbal disesuaikan dengan kondisi individu pasien, karena prinsip TCM menekankan pada pendekatan yang personal dan menyeluruh.
c. Tuina (Pijat)
Tuina adalah teknik pijat terapeutik khas Tiongkok yang membantu merilekskan otot, meningkatkan aliran darah, dan mengurangi ketegangan tubuh.
Baca Juga: Tangan Selalu Tremor Pertanda Apa? Yuk Cek!
Temukan Solusi Alami di Griya Sehat Ben Yuan Dao
Griya Sehat Ben Yuan Dao hadir sebagai tempat yang mengutamakan pendekatan yang sangat alami dan holistik untuk kesehatan Anda.
Di Griya Sehat Ben Yuan Dao, kami menawarkan terapi tradisional yang telah teruji selama berabad-abad, seperti akupunktur, ramuan herbal, bekam, gua sha dan terapi energi.
Dengan dukungan sinshe yang berpengalaman dan metode terapi yang sudah terbukti efektif, kami siap membantu Anda mencapai kesehatan optimal secara menyeluruh.
Segera berkonsultasi atau hubungi kami secara online via Chat Whatsapp dan rasakan manfaat dari pengobatan alami yang aman dan menyegarkan!