Hati-Hati, Ini Makanan Penyebab GERD Kambuh!

Griya Sehat Ben Yuan Dao, Jakarta – Makanan penyebab GERD kambuh merupakan faktor penting dalam pengelolaan gangguan pencernaan kronis ini.
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi ketika asam lambung secara berulang naik ke kerongkongan, menyebabkan gejala seperti nyeri pada dada, rasa asam pada mulut, mual, hingga batuk kering kronis.
Selain kondisi fisiologis dan gaya hidup, makanan menjadi pemicu utama kekambuhan GERD yang kerap luput dari perhatian.
Mengidentifikasi dan menghindari makanan yang dapat memicu atau memperparah gejala adalah bagian penting dari perawatan non-obat.
Berikut ini adalah daftar makanan yang umum diketahui dapat menyebabkan GERD kambuh, disertai penjelasan mendalam mengapa makanan tersebut sebaiknya dibatasi atau dihindari.
1. Makanan Berlemak Tinggi
Makanan tinggi lemak seperti daging berlemak, gorengan, makanan cepat saji, krim kental, dan keju penuh lemak dapat memperburuk gejala GERD.
Lemak membutuhkan waktu lebih lama untuk lambung cerna, yang berarti makanan akan bertahan lebih lama di dalam saluran cerna bagian atas. Proses ini meningkatkan tekanan dalam lambung, sehingga memicu refluks asam.
Tak hanya itu, makanan berlemak juga diketahui dapat melemahkan sfingter esofagus bawah, yaitu otot yang seharusnya berfungsi sebagai penghalang antara lambung dan kerongkongan.
Ketika otot ini melemah akibat makanan berlemak, maka asam lambung lebih mudah naik. Oleh karena itu, konsumsi makanan seperti ayam goreng, kentang goreng, dan makanan bersantan pekat perlu dikendalikan oleh penderita GERD.
Baca Juga: Ciri-Ciri Vertigo karena Asam Lambung dan Cara Mengatasinya
2. Makanan Pedas
Makanan pedas yang mengandung cabai, lada hitam, jahe berlebihan, atau rempah-rempah pedas lainnya dapat memicu iritasi lambung dan memperparah refluks. Senyawa capsaicin dalam cabai dapat memperlambat pengosongan lambung dan meningkatkan kepekaan terhadap nyeri pada lapisan lambung dan kerongkongan.
Hal ini memicu rasa panas (heartburn) atau perih pada dada dan tenggorokan, yang menjadi gejala khas GERD.
Bagi sebagian orang, makanan pedas tidak langsung menyebabkan GERD, namun bila dikonsumsi secara rutin atau dalam jumlah besar, risikonya akan meningkat.
Terlebih jika makanan pedas dikonsumsi pada malam hari atau sebelum tidur, potensi refluks akan jauh lebih tinggi karena posisi tubuh horizontal mempercepat naiknya asam lambung.
Baca Juga: Amati! Berikut 5 Pantangan Asam Lambung yang Beresiko
3. Cokelat
Meskipun banyak disukai, cokelat merupakan salah satu makanan yang memiliki sifat kimiawi yang buruk bagi penderita GERD.
Cokelat mengandung tiga komponen utama yang dapat memicu refluks, yaitu kafein, lemak, dan theobromine. Ketiganya dapat menyebabkan relaksasi otot sfingter esofagus bawah.
Relaksasi otot ini membuat katup antara lambung dan kerongkongan lebih longgar, sehingga memungkinkan asam lambung naik ke atas.
Selain itu, lemak dalam cokelat memperpanjang proses pencernaan. Meskipun dampaknya bervariasi antar individu, penderita GERD yang mengalami kekambuhan sebaiknya membatasi atau menghindari cokelat dalam bentuk apapun, termasuk dalam kue, minuman, dan makanan ringan.
4. Minuman Berkafein
Kafein, terutama dalam kopi, teh hitam, dan minuman berenergi, dapat merangsang produksi asam lambung secara berlebihan.
Tak hanya itu, kafein juga dapat memperlemah sfingter esofagus bawah, sama seperti cokelat. Kombinasi ini menyebabkan kafein menjadi pemicu yang sangat umum bagi penderita GERD.
Mengkonsumsi kopi dalam keadaan perut kosong, minum kopi pekat, atau terlalu sering minum teh berkafein dalam sehari bisa memperburuk gejala GERD.
Bagi sebagian orang, bahkan satu cangkir kopi sudah cukup memicu heartburn. Sebagai solusi, penderita GERD bisa mencoba beralih ke kopi rendah kafein (decaf) atau teh herbal non-asam seperti chamomile.
Baca Juga: Wajah Tiba-Tiba Kaku? Bisa Jadi Gejala Stroke Awal
5. Minuman Bersoda dan Karbonasi
Minuman bersoda mengandung karbon dioksida yang menghasilkan gelembung gas dalam lambung.
Gas ini meningkatkan tekanan intra-abdomen, yang pada gilirannya bisa mendorong isi lambung naik ke kerongkongan, terutama jika sfingter esofagus bawah sudah melemah.
Efek ini lebih parah jika soda dikonsumsi bersamaan dengan makanan berlemak atau dalam jumlah besar.
Selain gas, sebagian besar soda juga tinggi gula dan mengandung kafein. Kombinasi zat ini bukan hanya menyebabkan kembung, tapi juga merangsang produksi asam lambung dan memperburuk iritasi pada saluran cerna.
Oleh karena itu, penderita GERD sebaiknya menghindari konsumsi soda, termasuk versi diet-nya sekalipun.
6. Buah dan Minuman Asam
Buah-buahan dengan kadar asam tinggi seperti jeruk, lemon, limau, nanas, dan tomat dapat memperburuk keasaman lambung.
Meskipun buah-buahan ini kaya akan vitamin, terutama vitamin C, tingkat keasamannya dapat mengiritasi lapisan lambung dan kerongkongan yang sudah meradang akibat refluks.
Produk olahan tomat seperti saus tomat, pasta, dan jus juga tinggi asam. Kandungan asam sitrat dan malat dalam tomat membuatnya menjadi pemicu yang kuat.
Bila dikonsumsi terlalu sering, produk ini dapat menyebabkan perih pada ulu hati dan regurgitasi. Oleh karena itu, penderita GERD disarankan mengonsumsi buah dengan tingkat keasaman rendah seperti pisang, melon, atau pepaya.
Baca Juga: Merasa Perut Terbakar? Kenali Ciri-Ciri GERD Sebelum Terlambat!
7. Bawang Merah dan Bawang Putih (Mentah)
Bawang merah dan bawang putih dalam bentuk mentah dapat menimbulkan gas berlebih pada lambung dan menyebabkan perut terasa penuh (kembung), yang merupakan pemicu umum refluks.
Selain itu, senyawa sulfur yang terdapat di dalamnya dapat mengiritasi lapisan lambung dan meningkatkan sensitivitas terhadap asam.
Meskipun bermanfaat untuk kesehatan secara umum, bawang dalam bentuk mentah sebaiknya dibatasi atau dimasak terlebih dahulu agar efek iritatifnya berkurang.
Dalam banyak kasus, bawang tumis yang matang lebih bisa ditoleransi oleh penderita GERD dibandingkan versi mentahnya.
8. Alkohol
Alkohol memiliki efek ganda terhadap sistem pencernaan yang bisa memperparah GERD. Pertama, alkohol merangsang produksi asam lambung dalam jumlah berlebihan.
Kedua, alkohol dapat melemahkan sfingter esofagus bawah, sehingga mempermudah terjadinya refluks. Selain itu, alkohol juga bisa memperlambat proses pengosongan lambung.
Minuman beralkohol seperti bir, anggur merah, dan minuman keras tidak hanya memicu gejala secara langsung tetapi juga meningkatkan risiko peradangan dan luka pada dinding lambung serta kerongkongan jika dikonsumsi secara rutin.
Penderita GERD disarankan menghindari alkohol sama sekali, atau jika terpaksa, mengkonsumsinya dalam jumlah yang sangat terbatas dan tidak saat perut kosong.
Baca Juga: Ciri-Ciri GERD Kambuh di Malam Hari dan Solusinya, Baca!
Temukan Solusi Alami di Klinik Ben Yuan Dao
Griya Sehat Ben Yuan Dao hadir sebagai tempat yang mengutamakan pendekatan yang sangat alami dan holistik untuk kesehatan Anda.
Di Griya Sehat Ben Yuan Dao, kami menawarkan terapi tradisional yang telah teruji selama berabad-abad, seperti akupunktur, ramuan herbal, bekam, gua sha dan terapi energi.
Dengan dukungan sinshe yang berpengalaman dan metode terapi yang sudah terbukti efektif, kami siap membantu Anda mencapai kesehatan optimal secara menyeluruh.
Segera berkonsultasi atau hubungi kami secara online via Chat Whatsapp dan rasakan manfaat dari pengobatan alami yang aman dan menyegarkan!